sembilan belas september dua ribu sepuluh
ada apa?ceritakan saja.bukankah tujuanmu kesini untuk melepas seluruh lukamu?dimana kuatmu nak?
ayah duduk disebelahku tepat. dengan bangganya menghisap rokok dan mengisahkan hidupnya.
sesaat diam dan kami hanya melihat dinding yang penuh dengan sejuta pertanyaan.
tak dibiarkannya aku bertanya.
nak tahukah kamu apa yang sedang ayah pikirkan sekarang?entah bagaimana menjelaskannya padamu. yang jelas fikirku ini jangan sampai mengganggumuaku tahu kau akan sesak dan sakit ketika mendengarnya.dengarlah nak. tidak ada yang sempurna di dunia ini. sekalipun pelangi.hari ini aku ceritakan siapa diriku. tepat didepan dirimu.
ayah bukan lelaki sempurna seperti yang kau bayangkan nak.siapa bilang ayah hebat? ayah pernah tidak naik kelas.siapa bilang ayah baik? bahkan ayah pernah membangkangsiapa bilang ayah rajin? maka kau harus datang ke kantor ayah.entah apa yang orang bicarakan diluar sana. tentang betapa luar biasanya ayahmu ini.tapi mereka hanya mereka.biarkan dirimu melihat diriku yang sekarang ada didepanmu.sedang menangis dan tak tahu apa yang harus ayah lakukan.diriku yang biasanya ada di meja hijau dan berusaha untuk menjadi netral, kini dituntut untuk tidak seperti itu.percayakah kau nak. ini pekerjaan berat.yang ayah bisa lakukan adalah diam.bukan lari.ayah hanya tidak bisa.karena mereka saudara ayah.semoga kau mengerti nak.jadi, tidak segala sempurna bukan?
kembali kami terdiam. ayah sedikit meneguk obat batuknya. dan semoga ia tidak sakit.
nak. jangan mencari seseorang yang seperti ayah.kau tidak akan pernah menemukannya.carilah yang lebih baik.
aku diam seribu bahasa. kenapa ayah tiba-tiba...
ibumu aku tinggal sejenak sebelum aku mengajaknya untuk menikah.ia marah. tapi hanya senyum setelah itu.karena ayah berkata" Maria, hanya ini yang aku punya. menikahlah denganku"entah apa nanti yang terjadi padamu. semoga dia baik.ayah ingin menikahkanmu suatu saat nanti.percayalah.
jemari ini hanya dapat meremas kain jingga yang menjagaku semalam suntuk dari dinginnya malam.
dan lagi ayah berkata
jangan sedih nak. sekarang masih hari ini. berikutnya masih ada hari esok.
selamat hari minggu ayah.
nada dan rimamu menenangkanku.
ini hidup dan akhirnya aku sadar.
terimakasih.